METODE DRILL
a.
Pengertian Metode
Pengertian metode drill menurut
Roestiyah (2012: 125) adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu
cara mengajar siswa melakukan kegiatan latihan, Siswa memiliki ketangkasan dan
keterampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Demikian juga Shalahuddin
mendefinisikan sebagai suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara
berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu
keterampilan supaya menjadi permanen.
Metode latihan (driil) adalah
metode di mana siswa melakukan apa yang diperintahkan guru secara
berulang-ulang. Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Metode tersebut
sering dipakai dalam pelajaran bahasa asing, seperti bahasa arab atau bahasa
inggris. Siswa diharuskan untuk bercakap-cakap dalam bahasa asing tersebut
dalam jangka waktu yang ditentukan. Pada materi Al-Qu’an, metode ini dilakukan
dengan cara mengulang-ulang dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dan haditsnya
sehingga siswa terbiasa dan memiliki ketrampilan serta ketangkasan dalam
melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an, semakin sering mengulang-ulang maka siswa menjadi
hafal ayat-ayat Al-Qur’an tersebut.
b.
Sintak Metode
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein (2002: 89),
langkah-langkah pelaksanaan metode drill yaitu:
1)
Fase Persiapan
Pada fase ini hendaknya siswa diberikan beberapa pertimbangan
sebelum latihan, seperti: tujuan, jenis tugas, kemampuan
siswa, dan waktu yang diberikan. Tujuannya agar siswa tidak merasa
terbebani melebihi kemampuannya.
2)
Langkah pelaksanaan
latihan
Dalam fase ini guru memberikan contoh, pengawasan,
bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung. Guru juga senantiasa
memberikan dorongan atau motivasi agar siswa
mampu melakukan sendiri, dan bukan malah menyuruh atau mengandalkan
orang lain.
3)
Fase
mempertanggungjawabkan latihan
Fase ini berisi refleksi dari yang telah dipelajari,
serta kendala apa saja yang ditemui siswa dalam proses latihan, hingga diperoleh
solusi untuk mengatasi kendala tersebut.
c.
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Sebagai sebuah metode, driil
memiliki kelebihan dan juga kekurangannya. Diantara kelebihan dari metode ini
adalah:
1)
Menguatkan
daya ingat siswa, karena konsentrasi pada materi yang dilatihkan
2)
Siswa
dapat menggunakan daya fikirnya dengan baik, dan menjadi lebih teliti.
3)
Guru
lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin dan yang
tidak.
4)
Dapat
menimbulkan rasa percaya diri bagi siswa atas keberhasilan telah memiliki suatu
keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
5)
Dapat diperoleh
penguasaan dan ketrampilan dalam waktu singkat karena intensitas latihan yang
cukup dan pengulangan-pengulangan
yang terjadi.
6)
Membentuk kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin (Sagala, 2006: 218)
Adapun kekurangan dari metode driil
sebagaimana diungkapkan Ramayulis sebagai berikut:
1)
Latihan
yang ketat dan suasana yang kaku mudah sekali menimbulkan kebosanan (hal ini
juga diungkapkan Sagala,
2006: 218)
2)
Perintah
guru sebagai pelatih dapat menghambat insiatif siswa yang berbeda.
3)
Membentuk
kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah siswa melakukan sesuatu secara
mekanis.
4)
Pada
materi bersifat hafalan, Dapat menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi
tak tahu arti)
5)
Tuntutan
latihan yang terlalu berat bisa menimbulkan keadaan psikis berupa mogok
belajar/latihan.
6)
Diperlukan
ketelatenan/ketekunan serta kesabaran dari pendidik maupun dari peserta didik.
7)
Memerlukan
waktu/proses yang cukup banyak/lama
d.
Tips Penggunaan Metode
Untuk
meminimalisir kekurangannya, ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam
penggunaan metode driil ini, antara lain:
1)
Latihan-latihan
hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.
2)
Teknik
latihan dibuat menyenangkan sehingga menarik siswa untuk belajar dan berlatih
secara sungguh-sungguh.
3)
Guru harus memiliki
wibawa dan keahlian dalam mendisiplinkan siswa
4)
Latihan
diberikan dengan memperhitungkan kemampuan dan perkembangan peserta didik
5)
Latihan
diberikan secara sistematis.
6)
Dalam
prosesnya, latihan (drill) pertama yang diutamakan ketepatan kemudian
kecepatan, kemudian kedua-duanya
7)
Perlu
ada selingan dalam latihan, sehingga tidak membosankan
8)
Guru
terlibat langsung dengan memberikan pengawasan, bimbingan dan koreksi yang
segera serta langsung.
9)
Latihan
lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan
koreksi.
10) waktu latihan
harus cukup tersedia dan diutamakan pada waktu yang tepat
11) Diperlukan
kesabaran dan ketelatenan dari guru sebagai pelatih
Cloud Datastore
BalasHapusCloud Storage
Bar & Restaurants
Finance
Azzury