Judul

Sabtu, 13 Juni 2020

METODE DRIIL

METODE DRILL

a.      Pengertian Metode

Pengertian metode drill menurut Roestiyah (2012: 125) adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatan latihan, Siswa memiliki ketangkasan dan keterampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Demikian juga Shalahuddin mendefinisikan sebagai suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen.

Metode latihan (driil) adalah metode di mana siswa melakukan apa yang diperintahkan guru secara berulang-ulang. Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Metode tersebut sering dipakai dalam pelajaran bahasa asing, seperti bahasa arab atau bahasa inggris. Siswa diharuskan untuk bercakap-cakap dalam bahasa asing tersebut dalam jangka waktu yang ditentukan. Pada materi Al-Qu’an, metode ini dilakukan dengan cara mengulang-ulang dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dan haditsnya sehingga siswa terbiasa dan memiliki ketrampilan serta ketangkasan dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an, semakin sering mengulang-ulang maka siswa menjadi hafal ayat-ayat Al-Qur’an tersebut.

b.      Sintak Metode

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein (2002: 89), langkah-langkah pelaksanaan metode drill yaitu:

1)      Fase Persiapan

Pada fase ini hendaknya siswa diberikan beberapa pertimbangan sebelum latihan, seperti:  tujuan, jenis  tugas,  kemampuan  siswa,  dan waktu yang diberikan. Tujuannya agar siswa tidak merasa terbebani melebihi kemampuannya.

2)      Langkah pelaksanaan latihan

Dalam fase ini guru memberikan contoh, pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung. Guru juga senantiasa memberikan dorongan atau motivasi agar siswa mampu   melakukan sendiri, dan bukan malah menyuruh atau mengandalkan orang lain.

3)      Fase mempertanggungjawabkan latihan

Fase ini berisi refleksi dari yang telah dipelajari, serta kendala apa saja yang ditemui siswa dalam proses latihan, hingga diperoleh solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

 

c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode

Sebagai sebuah metode, driil memiliki kelebihan dan juga kekurangannya. Diantara kelebihan dari metode ini adalah:

1)      Menguatkan daya ingat siswa, karena konsentrasi pada materi yang dilatihkan

2)      Siswa dapat menggunakan daya fikirnya dengan baik, dan menjadi lebih teliti.

3)      Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin dan yang tidak.

4)      Dapat menimbulkan rasa percaya diri bagi siswa atas keberhasilan telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.

5)      Dapat diperoleh penguasaan dan ketrampilan dalam waktu singkat karena intensitas latihan yang cukup dan  pengulangan-pengulangan  yang  terjadi.

6)      Membentuk kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin (Sagala, 2006:   218)

                                                 

Adapun kekurangan dari metode driil sebagaimana diungkapkan Ramayulis sebagai berikut:

1)      Latihan yang ketat dan suasana yang kaku mudah sekali menimbulkan kebosanan (hal ini juga diungkapkan Sagala, 2006:   218)

2)      Perintah guru sebagai pelatih dapat menghambat insiatif siswa yang berbeda.

3)      Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah siswa melakukan sesuatu secara mekanis.

4)      Pada materi bersifat hafalan, Dapat menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti)

5)      Tuntutan latihan yang terlalu berat bisa menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.

6)      Diperlukan ketelatenan/ketekunan serta kesabaran dari pendidik maupun dari peserta didik.

7)      Memerlukan waktu/proses yang cukup banyak/lama

 

d.      Tips Penggunaan Metode

Untuk meminimalisir kekurangannya, ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam penggunaan metode driil ini, antara lain:

1)      Latihan-latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.

2)      Teknik latihan dibuat menyenangkan sehingga menarik siswa untuk belajar dan berlatih secara sungguh-sungguh.

3)      Guru harus memiliki wibawa dan keahlian dalam mendisiplinkan siswa

4)      Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan dan perkembangan peserta didik

5)      Latihan diberikan secara sistematis.

6)      Dalam prosesnya, latihan (drill) pertama yang diutamakan ketepatan kemudian kecepatan, kemudian kedua-duanya

7)      Perlu ada selingan dalam latihan, sehingga tidak membosankan

8)      Guru terlibat langsung dengan memberikan pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung.

9)      Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi.

10)  waktu latihan harus cukup tersedia dan diutamakan pada waktu yang tepat

11)  Diperlukan kesabaran dan ketelatenan dari guru sebagai pelatih


1 komentar:

Followers