METODE PROBLEM SOLVING
a. Pengertian Metode
Menurut N.Sudirman (1987) metode problem solving adalah
cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak
pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan
atau jawabannya oleh siswa. Demikian juga dalam buku panduan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa metode
problem solving menggunakan masalah nyata
dalam kehidupan sehari-hari (otentik), bersifat terbuka (open-ended) yang
diselesaikan oleh siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan
menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan belajar mandiri, dan
membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Solusi dari permasalahan tersebut
tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar, sehingga siswa dituntut pula
untuk belajar secara kritis, serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan
aspek-aspek yang ada di lingkungannya.
Menurut Djahiri (1983) metode problem solving memberikan
beberapa manfaat antara lain:
1)
Mengembangkan
sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil
keputusan secara objektif dan mandiri.
2)
Mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, yang kemudian diproses dalam situasi yang benar-benar
dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif.
3)
Membina
pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir
objektif-mandiri, krisis-analisis baik secara individual maupun kelompok.
b.
Sintak Metode
Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah yang ditemukan dalam
buku Panduan Pembelajaran
SMP versi 2017 adalah sebagai berikut:
1)
Klarifikasi
Masalah (mengemukakan
peristiwa yang bermasalah)
2)
Brainstorming
(merumuskan
masalahnya dalam satu kalimat sederhana)
3)
Pengumpulan
Informasi
4)
Berbagi
Informasi dan berdiskusi untuk menemukan penyelesaian masalah
5)
Presentasi
hasi penyelesaian masalah
6)
Refleksi
David Johnson dan Johnson (dalam Gulo 2002) menyatakan
bahwa metode problem solving dapat
dilakukan dengan prosedur penyelesaiannya sebagai berikut:
1)
Mendifinisikan
Masalah, yang bisa dilakukan dengan mengemukakan peristiwa yang bermasalah,
merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain stroming), dipilih
rumusan yang tepat atau dirumuskan kembali (rephrase, restate) sehingga
memiliki satu rumusan yang paling tepat dipakai oleh semua.
2)
Mendiagnosis
masalah, dengan membentuk kelompok kecil yang akan mendiskusikan sebab-sebab
timbulnya masalah.
3)
Merumuskan
Altenatif Strategi penyelesaian masalah yang dilakukan dalam kelompok dengan
cara kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan diantara berbagai ide,
dan memiliki daya temu yang tinggi.
4)
Menentukan
dan menerapkan Strategi dengan pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif,
dengan berpikir kovergen.
5)
Mengevaluasi
Keberhasilan Strategi (evaluasi proses) dan mengevaluasi akibat dari penerapan
strategi itu (evaluasi hasil).
c.
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Sebagai sebuah metode, problem
solving memiliki kelebihan dan juga kekurangannya. Diantara kelebihan dari
metode ini adalah:
1)
Pendidikan
di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
2)
Proses
belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa menghadapi
dan memecahkan masalah secara terampil.
3)
Merangsang
pengembangan kemampuan berikir siswa secara kreatif dan menyeluruh.
4)
Siswa
menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan
akhirnya meneliti kembali hasilnya
5)
Potensi
intelektual siswa meningkat.
Adapun kekurangan dari metode problem
solving adalah sebagai berikut:
1)
Sulit
menentukan masalah yang tingkat kesulitan sesuai dengan tingkat berfikir siswa.
2)
Diperlukan
berbagai sumber belajar untuk membantu siswa berfikir dalam memecahkan
permasalahan.
3)
Memerlukan
waktu yang cukup banyak.
d.
Tips Penggunaan Metode
Untuk
meminimalisir kekurangannya, ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam
penggunaan metode problem solving ini, antara lain:
1)
Guru
harus memiliki kemampuan dan keterampilan guru dalam menentukan masalah yang
tingkat kesulitan sesuai dengan tingkat berfikir siswa.
2)
Disediakan
berbagai sumber belajar untuk membantu siswa berfikir dalam memecahkan
permasalahan.
3)
Ketegasan
guru sebagai moderator dalam mengatur jalannya diskusi termasuk penggunaan
waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar