1. METODE BERTUKAR
PIKIRAN (BRAINSTORMING)
1)
Pengertian Metode
Metode tukar pikiran (brainstorming) adalah
teknik pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya
memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda, dengan
tujuan untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang
sangat singkat. (Sudjana,
2005). Sementara Aqib,
Zainal (2013) menyatakan bahwa metode pemecahan masalah di sebut juga brainstorming
merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa
melihat kualitas pendapat yang di sampaikan siswa. Dengan demikian Brainstorming dapat diartikan sebagai
suatu teknik konferensi di mana tiap-tiap kelompok berusaha mencari suatu
solusi pada suatu permasalahan yang spesifik melalui pemunculan ide-ide secara
spontan oleh masing-masing anggota kelompok.
Dalam brainstorming seseorang
dapat mengkombinasikan ide-ide sendiri dengan ide orang lain untuk memunculkan
ide baru atau pun menggunakan ide orang lain untuk merangsang munculnya ide.
Proses pembelajaran yang menggunakan teknik tersebut, Siswa akan merasa lebih
bebas dalam berpikir dan berpindah menuju pikiran baru sehingga dapat
menghasilkan sejumlah ide-ide baru dan pemecahan masalah.
Pada praktik pelaksanaannya, metode brainstorming
ini merupakan suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru
di dalam kelas, dengan melontarkan suatu masalah kemudian siswa menjawab/
menyatakan pendapat/ komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang. Siswa
berdiskusi dalam kelompok secara aktif dengan menyampaikan atau mengeluarkan
ide-ide dan gagasannya, serta berupaya menentukan cara-cara dalam memachkan
masalah lama dan menghadapi masalah baru.
2)
Sintak Metode
Sudjana
(2006)
mengungkapkan bahwa langkah-langkah penggunaan metode brainstorming adalah
sebagai berikut:
1) Pemberian informasi dan motivasi.
Pada tahap ini guru menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar
belakangnya, kemudian mengajak siswa agar aktif untuk memberikan tanggapannya.
2) Identifikasi. Siswa diajak
memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang
diberikan siswa ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pemimpin kelompok dan
peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta penjelasan.
3) Klasifikasi.
Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok.
Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.
4) Verifikasi. Kelompok
secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan.
Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas.
Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang tidak
relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai
argumentasinya.
5) Konklusi (Penyepakatan).
Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir
alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil
kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
3)
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Sebagai sebuah metode, tukar pikiran (brainstorming)
memiliki kelebihan dan juga kekurangannya. Diantara kelebihan dari metode ini
adalah:
1)
Melatih
siswa agar mampu berpendapat dan mengajukan gagasan.
2)
Meningkatkan
kemampuan siswa dalam belajar mandiri
3)
Spontanitas
penyampaian pernyataan siswa tidak terhambat
4)
Tidak
memerlukan banyak alat dan tenaga professional
5)
Menciptakan
situasi belajar yang saling memupuk dan saling melengkapi saran dan pendapat di
antara peserta didik
6)
Dapat
menghimpun berbagai gagasan, pendapat dan jawaban inovatif, yang kemudian
hasilnya dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mind
map) untuk menjadi pembelajaran bersama
7)
Dapat
digunakan dalam kelompok besar atau kelompok kecil
Adapun kekurangan dari metode tukar
pikiran (brainstorming) adalah sebagai berikut:
1)
Siswa
kurang perhatian atau kurang tertarik dengan metode ini
2)
Siswa
kurang berani mengemukakan pendapat cenderung akan merasa terpaksa untuk
menyampaikan buah pikirannya.
3)
Siswa
yang aktif cenderung mendominasi dalam menyampaikan gagasan dan pendapat
4)
Jawaban
cenderung mudah keluar dari pokok atau tema materi
5)
Memerlukan
evaluasi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang disampaikan.
4)
Tips Penggunaan Metode
Untuk
meminimalisir kekurangannya, ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam
penggunaan metode tukar
pikiran (brainstorming) ini,
antara lain:
1) Guru memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa,
sehingga mereka tertarik untuk menanggapinya.
2) Guru memberikan pemahaman pada siswa agar berani menyampaikan pendapat
dan senantiasa saling menghargai pendapat orang lain.
3)
Guru
harus berperan sebagai fasilitator yang mengatur jalannya pembelajaran, dan memastikan semua siswa di dalam kelas mendapat giliran.
4)
Guru
juga harus berperan sebagai moderator yang membimbing agar jawaban tidak keluar
dari pokok atau tema materi
5)
Guru
menyampaikan klarifikasi juga apresiasi terhadap berbagai pendapat yang
disampaikan siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar