Judul

Sabtu, 13 Juni 2020

ACTIVE LEARNING < METODE BERTUKAR PIKIRAN (BRAINSTORMING) >

 

 

 

1.      METODE BERTUKAR PIKIRAN (BRAINSTORMING)


1)      Pengertian Metode

Metode tukar pikiran (brainstorming) adalah teknik pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda, dengan tujuan untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat. (Sudjana, 2005). Sementara Aqib, Zainal (2013) menyatakan bahwa metode pemecahan masalah di sebut juga brainstorming merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang di sampaikan siswa. Dengan demikian Brainstorming dapat diartikan sebagai suatu teknik konferensi di mana tiap-tiap kelompok berusaha mencari suatu solusi pada suatu permasalahan yang spesifik melalui pemunculan ide-ide secara spontan oleh masing-masing anggota kelompok.

Dalam brainstorming seseorang dapat mengkombinasikan ide-ide sendiri dengan ide orang lain untuk memunculkan ide baru atau pun menggunakan ide orang lain untuk merangsang munculnya ide. Proses pembelajaran yang menggunakan teknik tersebut, Siswa akan merasa lebih bebas dalam berpikir dan berpindah menuju pikiran baru sehingga dapat menghasilkan sejumlah ide-ide baru dan pemecahan masalah.

Pada praktik pelaksanaannya, metode brainstorming ini merupakan suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, dengan melontarkan suatu masalah kemudian siswa menjawab/ menyatakan pendapat/ komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang. Siswa berdiskusi dalam kelompok secara aktif dengan menyampaikan atau mengeluarkan ide-ide dan gagasannya, serta berupaya menentukan cara-cara dalam memachkan masalah lama dan menghadapi masalah baru.

 

2)      Sintak Metode

Sudjana (2006) mengungkapkan bahwa langkah-langkah penggunaan metode brainstorming adalah sebagai berikut:

1)       Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini guru menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar belakangnya, kemudian mengajak siswa agar aktif untuk memberikan tanggapannya.

2)       Identifikasi. Siswa diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang diberikan siswa ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pemimpin kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta penjelasan.

3)       Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa juga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.

4)       Verifikasi. Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai argumentasinya.

5)       Konklusi (Penyepakatan). Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.

 

3)      Kelebihan dan Kekurangan Metode

Sebagai sebuah metode, tukar pikiran (brainstorming) memiliki kelebihan dan juga kekurangannya. Diantara kelebihan dari metode ini adalah:

1)      Melatih siswa agar mampu berpendapat dan mengajukan gagasan.

2)      Meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri

3)      Spontanitas penyampaian pernyataan siswa tidak terhambat

4)      Tidak memerlukan banyak alat dan tenaga professional

5)      Menciptakan situasi belajar yang saling memupuk dan saling melengkapi saran dan pendapat di antara peserta didik

6)      Dapat menghimpun berbagai gagasan, pendapat dan jawaban inovatif, yang kemudian hasilnya dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mind map) untuk menjadi pembelajaran bersama

7)      Dapat digunakan dalam kelompok besar atau kelompok kecil

 

Adapun kekurangan dari metode tukar pikiran (brainstorming) adalah sebagai berikut:

1)      Siswa kurang perhatian atau kurang tertarik dengan metode ini

2)      Siswa kurang berani mengemukakan pendapat cenderung akan merasa terpaksa untuk menyampaikan buah pikirannya.

3)      Siswa yang aktif cenderung mendominasi dalam menyampaikan gagasan dan pendapat

4)      Jawaban cenderung mudah keluar dari pokok atau tema materi

5)      Memerlukan evaluasi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang disampaikan.

 

4)      Tips Penggunaan Metode

Untuk meminimalisir kekurangannya, ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam penggunaan metode tukar pikiran (brainstorming) ini, antara lain:

1)      Guru memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka tertarik untuk menanggapinya.

2)      Guru memberikan pemahaman pada siswa agar berani menyampaikan pendapat dan senantiasa saling menghargai pendapat orang lain.

3)      Guru harus berperan sebagai fasilitator yang mengatur jalannya pembelajaran, dan memastikan semua siswa di dalam kelas mendapat giliran.

4)      Guru juga harus berperan sebagai moderator yang membimbing agar jawaban tidak keluar dari pokok atau tema materi

5)      Guru menyampaikan klarifikasi juga apresiasi terhadap berbagai pendapat yang disampaikan siswa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers