METODE ARTIKULASI
a.
Pengertian Metode
Mustain
(2010)
mendefinisikan artikulasi sebagai struktur-struktur dalam otak yang melibatkan kemampuan
bicara (area kemampuan bicara), membaca atau pemprosesan kata lainnya dan area
gerak tambahan (menulis, membuat sketsa, dan gerak-gerak ekspresif lainnya). Huda (2013: 269)
menjelaskan bahwa artikulasi merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa
aktif dalam pembelajaran. Pada pembelajaran ini, siswa dibagi ke dalam
kelompok- kelompok kecil yang masing-masing anggotanya bertugas mewawancarai
teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Skill pemahaman sangat
diperlukan dalam metode pembelajaran ini.
Pelaksanaannya berbentuk kelompok
berpasangan, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya
kemudian bergantian, setelah itu presentasi di depan kelas perihal hasil
diskusinya dan guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan. Metode ini
seperti pesan berantai, materi yang telah diberikan guru, diteruskan atau
menjelaskan oleh seorang siswa pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Siswa
dituntut untuk bisa berperan sebagai penerima pesan sekaligus berperan sebagai
penyampai pesan (Ngalimun, 2012). Siswa secara mandiri menggali informasi dari
temannya, kemudian mencernanya, lalu apa yang telah diperoleh tersebut dishare
di depan kelas sebagai bentuk pelaporan sekaligus sumber informasi bagi siswa
lainnya. Hal ini dapat melatih kemandirian, komunikasi, pemahaman, serta
kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran.
Manfaat penerapan metode artikulasi pada
pembelajaran, khususnya yang berdampak pada siswa adalah sebagai berikut:
1)
Siswa
menjadi lebih mandiri.
2)
Siswa
bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.
3)
Penghargaan
lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.
4)
Terjadi
interaksi antarsiswa dalam kelompok kecil.
5)
Terjadi
interaksi antar kelompok kecil.
6)
Masing
masing siswa memiliki kesempatan berbicara atau tampil di depan kelas untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka (Huda, 2013).
b.
Sintak Metode
Secara umum proses pembelajaran metode inquiry learning dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
Fase 1: Menyampaikan kompetensi dan
materi yang akan dibahas.
Fase 2: Menyampaikan materi.
Fase 3: Membentuk kelompok.
Fase 4: Menyampaikan materi yang baru
diterima dari guru.
Fase 5: Menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya.
Fase 6: Menjelaskan kembali materi yang
belum dipahami siswa dalam bentuk konfirmasi dari guru
Fase 7: Menyimpulkan
c.
Kelebihan dan Kekurangan
Metode
Sebagai sebuah metode, artikulasi
memiliki kelebihan dan juga kekurangannya. Berikut kelebihan dari metode
artikulasi menurut Natsir (2012).
1)
Semua
siswa terlibat (mendapat peran)
2)
Melatih
kesiapan siswa
3)
Melatih
daya serap pemahaman dari orang lain
4)
Cocok
untuk tugas sederhana
5)
Interaksi
lebih mudah
6)
Lebih
mudah dan cepat membentuknya
7)
Meningkatkan
partisipasi anak
Adapun kekurangan dari metode artikulasi
adalah sebagai berikut:
1)
Hanya
cocok untuk mata pelajaran tertentu
2)
Waktu
yang dibutuhkan lebih banyak
3)
Materi
yang didapat relative sedikit
4)
Banyak
kelompok yang perlu diperhatikan
5)
Lebih
sedikit ide yang muncul
d.
Tips Penggunaan Metode
Untuk meminimalisir kekurangannya, ada beberapa tips yang bisa
dilakukan dalam penggunaan metode artikulasi ini, antara lain:
1) Guru harus
mempersiapkan pelajaran yang matang
2) Desediakan alat
dan biaya yang cukup memadai
3) Ketegasan
menjaga topik yang dibahas agar tidak meluas
dan menyita waktu
4) Fungsi moderator
sangat diperlukan untuk mengatur jalannya diskusi agar semua siswa aktif, tidak
hanya didominasi oleh sebagaian siswa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar