METODE MAKE A MATCH
a.
Pengertian Metode
Metode
Make a match (mencari
pasangan)
dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Anita Lie (2008) menyatakan bahwa metode
pembelajaran tipe make a match
merupakan metode belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik pembelajaran.
Denikian juga Tarmizi dalam Novia (2015: 12 )
menyatakan bahwa metode pembelajaran make a match artinya
siswa mencari pasangan setiap siswa mendapat sebuah kartu ( bisa soal atau
jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia
pegang.
Metode
pembelajaran ini bertujuan
agar melatih siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara merata, serta
melatih mereka bertanggungjawab dan bekerjasama dengan anggota kelompoknya.
b.
Sintak Metode
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan metode
pembelajaran dilakukan oleh guru dalam menerapkan metode make a
match dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
1)
Tahap
Persiapan
Guru
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sistem penilaian, menyiapkan kartu
soal dan jawaban, membagi siswa menjadi dua kelompok
(pembawa kartu pertanyaan-pertanyaan dan pembawa kartu jawaban). Bisa juga dibagi menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan kebutuhan.
2)
Presentasi
guru
Guru
menyampaikan indikator pembelajaran dan menjelaskan materi secara garis
besarnya sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
3)
Kegiatan
kelompok
Jika masing–masing kelompok telah
berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai
tanda agar kelompok pertama dan kedua bergerak mencari pasangan nya
masing–masing sesuai pertanyaan atau jawaban yang terdapat dikartunya. Berikan
kesempatan pada mereka untuk berdiskusi saling menyampaikan pendapatnya,
diskusi dilakukan oleh siswa yang membawa kartu yang berisi jawaban.
4)
Penyampaian
hasil
Pasangan yang telah terbentuk wajib
menunjukan pertanyaan dan jawaban kepada guru, yang kemudian dicatat nama
kelompoknya. Setelah semua menunjukkan kartu yang berpasangan, tiap kelompok
secara berurutan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Memberikan
tanggapan.
5)
Evaluasi
keberhasilan oleh guru.
Pada
tahap evaluasi ini, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam
memahai materi yang telah diberikan dapat dilihat dari seberapa banyak
pertanyaan yang diajukan dan ketepatan jawaban yang telah diberikan atau
diajukan
6)
Kesimpulan
Adapun dalam implementasi metode make a match dalam pembelajaran, dapat
melalukan tahapan berikut:
c.
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Sebagai sebuah metode, make a match memiliki kelebihan dan juga
kekurangannya. Diantara kelebihan dari metode ini adalah:
1)
Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik.
2)
Meningkatkan aktivitas kognitif dan fisik dalam belajar
3)
Suasana
pembelajaran menyenangkan, karena ada unsur games
4)
Meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
5)
Melatih
siswa mengenal dan menghargai karakter siswa lain
6)
Melatih gotong
royong dan kerja sama antar siswa
7)
Melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
8)
Memberi
kesempatan kepada siswa untuk tampil presentasi (karena anggota kelompoknya relative
sedikit).
Adapun
kekurangan dari metode make a match
adalah sebagai berikut:
1)
Pada kelas yang jumlah siswa nya
banyak mungkin akan menimbulkan keributan.
2)
Kemungkinan banyak waktu yang
terbuang.
3)
Pada awal-awal penerapan metode,
kemungkinan banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya.
4)
Kemungkinan banyak siswa yang kurang
memperhatikan pada saat presentasi pasangan.
5)
Menggunakan metode ini secara terus
menerus akan menimbulkan kebosanan
d.
Tips Penggunaan Metode
Untuk
meminimalisir kekurangannya, ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam penggunaan
metode make
a match ini, antara
lain:
1)
Guru perlu persiapan bahan dan alat
yang memadai
2)
Sebelum
memulia mencari pasangan, posisi siswa diatur sesuai dengan kartu yang
diperoleh masing masing
3)
Guru hendaknya memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam berbagai kesempatan agar tidak terjadi keributan didalam
kelas.
4)
Waktu
yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain- main
dalam proses pembelajaran
5)
Guru
senantiasa mengarahkan siswa agar senantiasa memperhatikan pada saat presentasi
pasangan.
6)
Sebaiknya
metode ini dikolaborasikan dengan permainan, supaya tidak menimbulkan kebosanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar