8.
GARUDA WISNU KENCANA (GWK)
Lokasi berikutnya yang kami tuju adalah GWK…. Ya, Garuda Wisnu
Kencana!! Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana atau sering disingkat GWK, adalah
sebuah taman wisata sekaligus jendela seni dan budaya di bagian selatan pulau
Bali. Terletak di Bukit Unggasan-Jimbaran, Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung,
kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar.
Sebelum masuk ke areal parkir kami menemukan 2 bagian tangan patung
ini yang berukuran besar di lapangan bawah tebing.Sebuah pemandangan yang
membuat kami berfikir dan memperkirakan betapa besar ukuran patung nantinya.
Di dekat pintu masuk kami mencoba menyusuri dinding kapur yang
sudah di ukir beberapa tokoh dalam cerita Hindu.Kemudian berikutnya lkami
melihat tebing-tebing tinggi sekitar 20 meter yang membuat tempat ini terlihat
sangat megah dan sangat alami.Bebatuan karang di potong secara vertikal
membentuk dinding-dinding tribun dengan hamparan rumput hijau pada bagian
dasarnya. Bagian tengah sebuah jalan terbuat dari bebatuan yang membelah
lapangan rumput dari bagian paling belakang hingga ke depan patung garuda. Dari
luasnya jelas sekali bahwa area ini akan sanggup menampung puluhan ribu
pengunjung nantinya.
Ada juga taman yang dikelilingi oleh lampu yang berwarna kuning
yang sangat cocok buat berfoto. Antara patung kepala garuda dan patung setengah
badan Dewa Wisnu masih terpisah karena pengerjaannya belum selesai. Saat
berjalan menuju patung setengah badan Dewa Wisnu terdapat wahana flying fox, marine
bridge,dan rappeling and rock climbing yang semuanya seharga Rp. 35.000,00.
Patung Garuda Wisnu Kencana sendiri berada di atas dataran tinggi
batu kapur dan dari sanakami dapat memandang panorama kawasan wisata di pesisir
selatan Bali yang berlatar belakang pemandangan alam yang memuka, bahkan kami
melihat pesawat terbang yang mendarat di Bandara Ngurah Rai.
Berada di ketinggian 126 meter di atas permukaan tanah atau 263
meter di atas permukaan laut. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan
didirikan sebuah landmark Bali,
yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi Garuda
setinggi 12 meter. Patung raksasa ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I
Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon
bagi pariwisata Bali dan Indonesia. Patung Garuda Wisnu Kencana adalalah
perwujudan modern sebuah kebudayaan dan tradisi kuno.
Menurut kepercayaan orang Bali, Dewa Wisnu dilambangkan sebagai
sumber kebijaksaan dan pemelihara dengan menunggang burung Garuda yang
merupakan simbol kekuatan dan kemakmuran.GWK adalah simbol kebudayaan yang
berbasis keseimbangan alam.Dalam konsep Tri Murthi di
mana Dewa Wisnu bertugas untuk memelihara alam semesta dan Garuda sebagai kendaraan
Dewa Wisnu merupakan simbol dari pengabdian yang tanpa pamrih.Garuda seringkali
dilukiskan memiliki kepala, sayap, ekor dan moncong burung elang, dan tubuh,
tangan dan kaki seorang manusia.Mukanya putih, sayapnya merah, dan tubuhnya
berwarna keemasan.Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi sinar
matahari.Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia setengah
burung. Masyarakat Jepang menyebut Garuda sebagai Karura,
di Thailand disebut Pha Krut. Indonesia dan Thailand adalah dua negara yang
menggunakan Garuda sebagai lambang negaranya.
Patung Garuda Wisnu Kencana diharapkan akan merangsang keseimbangan
antara skala dan niskala atau dunia nyata dan tidak nyata sehingga harmonisasi
alam dapat tercipta. Patung Garuda Wisnu Kencana adalah simbol misi
penyelamatan lingkungan dan penyelamatan dunia.Taman budaya ini juga untuk
mendidik masyarakat, khususnya generasi muda agar ikut melestarikan warisan
budaya bangsa.
Garuda Wisnu Kencana, merupakan mega proyek terbesar di Bali,
rencana pembangunan patungnya setinggi 126 meter dengan lebar bentangan sayap
garuda 66 meter, diperkirakan memiliki berat 4000 tons. Dari total luas lahan
200 hektar yang direncanakan, sementara terkuasai 100 hektar, dan total
pekerjaan yang selesai hingga saat ini baru sekitar 15 %. Untuk patungnya baru
yang selesai adalah setengah badan Dewa Wisnu, kepala burung Garuda, dan tangan
Dewa Wisnu.Meski baru sebagian kecil pembuatannya secara jelas kami
terkagum-kagum dengan kemegahan dan keindahannya.
Patung ini akan mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai 20
km sehingga tempat ini dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah
Lot. Patung ini terbuat campuran tembaga dan kuningan serta baja yang pada
bagian tertentu akan dilapisi dengan mozaik emas seberat 4.000 ton. Dengan
tinggi 75 meter dan lebar 60 meter maka kami terperangah melihat ukuran kepala
burung garuda yang benar-benar raksasa. Sulit membayangkan bentuk burung garuda
ini nantinya secara keseluruhan, yang pasti akan sangat besar sekali. Ukuran
tubuh orang dewasa aja masih kalah besar dibandingkan ukuran kuping dari burung
garuda ini.Saat ini sebagian dari patung tersebut sudah bisa kami lihat di
lokasi dalam bentuk patung separuh badan dewa Wisnu dan bagian kepala burung
garuda.
Dengan tiket masuk Rp. 25.000,00 per orang, kami dapat menemukan
keindahan bangunan Bali melalui kemegahan. Di GWK biasa dilakukan beragam kegiatan yang
menyenangkan seperti fun ride and adventure, art and cultural package, wedding package,
segway fun ride, danoutbond. Setiap harinya ada acara harian seperti
pementasan kecak tektekan, tarian Bali, musik rindik, barong ngelawang, joged
bumbung, serta tari barong.
Di dalam GWK tersedia sejumlah kafe dan restoran yang menyediakan
layanan kuliner, mulai dari makanan kecil, hidangan ringan hingga banquets.Layanan on-sitecatering
yang tersedia mampu melayani hingga 2000 porsi dengan berbagai hidangan makanan
Indonesia, oriental, serta hidangan International.Suasana yang sangat terik
mengharuskan kami beristirahat di sekitar café, dan dia antara sekian banyak
makanan, pilihan kamipun jatuh pada makanan khas sunda, cendol….!,
ternyata di Bali juga ada Cendol lengkap dengan pelayannya yang menggunakan
bahasa sunda (mungkin mereka tahu bahwa kami berasal dari Jawa Barat hehe…).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar