Judul

Minggu, 21 Desember 2014

Olivia Delfira Duta Sanitasi Kab. Bandung, Berita Harian Pikiran Rakyat




Selasa, 21/10/2014 - 11:54

USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM"
USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM"
OLIVIA Delfira berpose dengan trofinya sebagai Duta Sanitasi Provinsi Jawa Barat di SMPN 1 Ciparay, Jln. Laswi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Selasa (21/10/2014). Olivia terpilih menjadi duta sanitasi kategori karya tulis tingkat Jawa Barat.
SOREANG, (PRLM).- Biasanya anak mamah identik dengan anak manja. Namun tidak demikian dengan Olivia Delfira, siswa kelas IX-A SMPN 1 Ciparay, Kab. Bandung. Dari mencantumkan kata mamah itu, Olivia menjadi juara I duta sanitasi Kab. Bandung dan juara II di Jabar.
"Memang sih kalau menyebut anak mamah kesannya manja, tapi Oliv mengampanyekan MMC, Masakan Mamah Club," katanya didampingi Kepala SMPN 1 Ciparay, Widaningsih Zen, Selasa (21/10/2014).
Menurut Oliv, waktu masuk awal ke SMPN 1 Ciparay tahun 2012 Oliv melihat teman-temannya jajan di kantin sekolah lalu membuang sampah seenaknya. "Apalagi setelah melihat tenpat sampah kok jijik karena bekas bungkus makanan seperti plastik, styrifoam, dan kertas. Padahal, plastik dan styrofoam butuh waktu ratusan tahun untuk diurai lingkungan," ujarnya.
Lalu, Olivia bergabung ke dalam ekstra kurikuler anak pecinta dan peduli lingkungan (Appel). "Di Appel itu Oliv belajar menanggulangi sampah lalu teman-teman sepakat membawa tempat makanan sendiri," tambahnya.
Istilah MMC sendiri, kata Olivia, dari iseng saja, tapi berusaha dipromosikan ke siswa-siswa lainnya. "Awalnya susah banget ajak teman-teman ajak membawa makanan dan minuman dari rumah karena dianggap anak TK. Namun, beberapa bulan kemudian siswa-siswa lainnya sudah mulai sadar sehingga kini sekitar 80 persen dari 1.200 siswa sudah membawa ikut MMC," tutur Oliv yang ikut dalam jambore sanitasi nasional di Jakarta pada Juni lalu.
Makanan yang dibuat mamah, kata Oliv, pasti dijamin bersih dan kesehatannya sehingga tidak ada bahan pengawet maupun pewarna buatan. "Selain itu, para siswa bisa menghemat uang jajan. Utamanya mengurangi volume sampah di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah," kata Oliv mendapat penghargaan warga teladan dari gubernur Jabar pada Agustus lalu.
Apabila mamah tidak sempat memasak, kata Oliv, maka siswa cukup membawa tempat makan dan minumannya saja ke sekolah. "Nanti saat jajan di kantin tidak perlu dibungkus memakai plastik atau kertas melainkan dimasukkan ke tempat makanan yang dibawa dari rumah," paparnya.
Menurut Widaningsih, pada awalnya sampah dibakar di bagian belakang sekolah karena jumlahnya amat banyak. "Saya menjadi kepala SMPN 1 Ciparay sejak akhir tahun 2011 lalu Juli 2012 mencanangkan sekolah berbudaya lingkungan. Dari gerakan ini didukung para seperti Olivia akhirnya kondisi sekolah menjadi lebih bersih," tambahnya.
Pihak sekolah juga melakukan pemilihan dan pemilahan sampah serta mengganti styrofoam dengan kertas. "Kami menerapkan daur ulang sampah menjadi hal-hal yang berguna seperti kompos atau kerajinan tangan yang dibuat para siswa," ucapnya.(Sarnapi/A-147)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers