Oleh : Iis Suryatini
BAB I
PENDAHULUAN
Aqidah
dan akhlak dalam ajaran islam
merupakan pangkal utama dalam menumbuhkan keyakinan manusia kepada Tuahnnya dan
mengatur tata kehidupan di dunia, serta sebagai bekal di akhirat kelak. Dalam
pembelajaran pada tingkat sekolah, aqidah akhlak merupakan dasar
pengetahuan kognitif yang sarat dengan pembentukan dan pengembangan kearah
afeksi siswa. Dalam hal ini siswa tidak dijejali pengetahuan belaka, tetapi
bagaimana siswa mampu meyakini dan menerapkannya dalam kehidupan.
Menurut
Ahmad Tafsir [1]
persoalan bangsa ini hanya masalah akhlak sebanarnya, pendidikan di Indonesia
kebanyakan hanya berkisar pada pengetahuan kognitif saja (pinter Matematika,
IPA, Bahasa Inggris) sedangkan akhlaknya tidak begitu diperhatikan. Memang ada
yang memperhatikan tetapi hanya sedikit.
Kemudian
dalam kesempatan lain; beliau juga mengemukakan; salah satu ketidak berhasilan
pendidikan, karena tujuan yang tidak jelas. [2]
Tujuan utama dalam pendidikan agar lebih diarahkan kepada pembentukan akhlak
mulia. Apapun materi dan pembelajarannya penanaman akhlak hendaknya menjadi
nomor satu. Aqidah yang mengakar menjadi pondasi dan akhlak yang mendasar
menjadi prestasi.
Dengan
anggapan tersebut penulis berkeyakinan, pembelajaran aqidah akhlak, harus
diatur sedemikian rupa untuk dapat menghasilkan produk yang baik. Produk yang
baik bukan hanya secara pengatahuan saja akan tetapi secara aplikasi dilapangan
juga baik.
Untuk
menumbuhkan keyakinan pada setiap siswa, semestinya harus didahului dengan
pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan. Pertanyaannya adalah,
bagaimana siswa yakin akan sesuatu kalau mereka tidak mengetahui tentang
sesuatu itu? Dasar pengetahuan inilah yang mesti dipupuk pada benak dan diri
siswa, agar tumbuh kesadaran betapa pentingnya keyakinan kepada Allah sebagai
Tuhannya. Keasadaran itu akan berimbas pada keteraturan hidup secara individual
maupun kelompok. Dengan kata lain keyakinan – melalui akidah – seseorang dapat dibimbing
kearah pembentukan akhlaq al-karimah dalam menjalankan roda kehidupan.
Berangkat
dari asumsi yang sangat mendasar tersebut, dalam makalah ini penulis masuk ke
tataran kajian model pembelajaran akidah akhlak, analitik, kritik dan solusi.
Dengan permasalahan; Bagaimana kajian model pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran
aqidah akhlak di tungkat SMK? Bagimana keberadaan materi, Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD) , dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dibuat? Bagaimana solusi yang diberikan untuk kemajuan pada masa yang akan
datang. Untuk menjawab semua masalah tersebut akan penulis paparkan dalam
keterbatasan makalah ini.
BAB II
AQIDAH AKHLAK DAN PEMBELAJARAN DI
SMK
- Kajian
Model Pembelajaran
Materi
dan model pembelajaran dirancang dan disesuaikan dengan perkembangan peserta
didik. Mulai dari siswa sekolah dasar sampai dengan siswa sekolah menengah atas
harus dapat dibedakan, baik isi atau pendalaman materinya. Dalam hal ini materi
Aqidah Akhlak [3]
diberikan pada siswa Sekolah Dasar sampai siswa sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) serta siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
Dengan
keadaan yang demikian maka perlu kiranya materi pembelajaran Aqidah Akhlak
dibahas secara lugas, kolaboratif dan menarik serta didesain dalam bentuk yang
baik. Memang materi Aqidah Akhlak begitu menarik jika disajikan, namun
akan bergantung kepada pembawaan gurunya. Untuk lebih menarik lagi, maka guru
diharuskan memiliki rancangan model pembalajaran yang mumpuni dan dapat menarik
perhatian seluruh siswa.
Bahkan
tidak hanya itu, siswa dibawa kearah pentingnya penguatan aqidah dan pembentukan
akhlak yang mulia bagi makhluk sosial seperti manusia. Kemudian para siswa
mampu menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan seperti; dekademsi moral,
pergaulan bebas, perzinahan, prostitusi dan penyakit-penyakit yang menimpa
manusia sebagai makhluk yang berbudi luhur. Maka materi pembelajaran Aqidah
Akhlak itu tidak sekedar memberikan pengetahuan kognitif saja, akan tetapi
lebih mengarah kepada perenungan dan perubahan sikap. Permasalahan yang menimpa
manusia pada tataran dekadensi moral, baik bagi dirinya, keluarganya maupun
orang lain hendaknya diperbaiki melalui kesadaran yang mendalam ketimbang
sekedar pengetahuan kognitif. Siswa akan penuh dengan pertanyaan bagaimana
kalau manusia memiliki akhlak yang mulia dan bagaimana kalau manusia tidak memiliki akhlak
yang mulia yang diatur oleh agama.
Kejadian
yang diluar batas kewajaran yang menimpa usia dini, remaja dan bahkan orang tua
semestinya dapat diminimalisir bahkan dihilangkan dengan pemberian pengetahuan
afeksi yang kental dengan nilai keagamaan. Rancangan atau design
pembelajaran yang dimaksud penulis, kiranya dapat mengarah kesana – kearah
penguatan aqidah dan perbaikan akhlak – dengan harapan siswa menjauhi perbuatan
yang merusak moral tersebut.
Kengerian
yang menimpa sebagian orang, dalam dekadensi moral telah terbukti dengan data
hasil penelitian, yang dikutip oleh
Syamsu Yusuf LN. Hal ini sengaja penulis kemukakan sebagai ‘ibrah
betapa pentingnya pembelajaran aqidah akhlak yang dirancang dengan baik
untuk mengubah perilaku negative.
Khusus
mengenai dekadensi moral dalam kaitannya denga
perzinahan (free sex) dikalangan remaja (di Negara-negara barat),
Majalah Time (Pikiran Rakyat, 29 Januari 1995) memberikan tentang gejala aborsi
(pengguguran kandungan) sebagai berikut : [4]
No.
|
Negara
|
Remaja Yang melakukan Aborsi
|
1
2
3
4
5
|
Perancis
Inggris
Kanada
Swedia
Belanda
|
180 dari 450
175 dari 450
180 dari 450
210 dari 320
50 dari 150
|
Dadang
Hawari (Hikmah, Minggu 2 Oktober 1994) mengemukakan tentang kehidupan remaja
Amerika dalam “free sex”, penyakit kelamin dan hamil diluar nikah sebagai
berikut : [5]
Free Sex
|
Sakit Kelamin
|
Hamil
|
Prostitusi
|
7 dari 19 wanita
8 dari 10 pria
|
2,5 – 5 juta
|
1 dari 10
|
125.000
200.000
|
Di
Indonesia beberapa penelitian serupa telah juga dilakukan, yang hasilnya adlah
sebagai berikut : [6]
Peneliti
|
Responden
|
%
|
DR. Sarlito WS
Majalah Editor
|
800 remaja
100 remaja
|
80
40
|
Data
ini diambil oleh para peneliti sekitar tahun 1994-1995, bagaimana tahun 2010
mungkin harus ada penelitian ulang. Data bisa lebih meningkat dari yang ada.
Atau mungkin juga menurun – harus dibuktikan.
Sekali
lagi gambaran ini penulis kemukakan untuk menegaskan bahwa pembelajaran Aqidah
Akhlak di tingkat Sekolah Menengah hendaknya bukan sekedar pengetahuan
kognitif saja, tetapi lebih mengarah kepada aplikasi dan kesadaran individu dan
kelompok agar dapat menghindari perbuatan negative. Pembelajarannya dirancang kedalam model yang menuntut siswa
untuk berfikir kreatif positif dengan menekankan kepada psikologi sosial
kemasyarakatan. Karena masalah Aqidah Akhlak menyangkut juga masalah individual
dan sosial maka, model pembelajaran ini penulis arahkan kepada Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Larning).
Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning) didasari atas falsafah;
(1) manusia sebagai makhluk sosial, (2) gotong royong, (3) kerjasama merupakan
kebutuhan penting bagi kehidupan manusia. [7]
Karena model pembelajaran kooperatif didalamnya terdapat kerja sama, gotong
royong sebagai sifat sosial manusia, maka diharapkan ada saling mengisi dan
curhat antara satu siswa dengan siswa yang lain, sekalipun masalah pribadi.
Tingkat sosial seseorang dapat teruji dengan baik, manakala mampu bekerja sama
aktif dalam pembelajaran.
Mendesain
model pembelajaran memang tidak semudah yang dibayangkan, “…yang pasti bahwa
metode pengajaran adalah sebuah hasil ijtihad yang sifatnya dinamis dan dapat
berkembang setiap saat sesuai dengan situasi dan kondisi yang sesungguhnya”. [8] Namun yang pasti dalam hal ini diperlukan
kelihaian guru sebagai pasilitator dalam pembelajaran. Rasa sosial siswa perlu
ditumbuh suburkan dengan penuh tanggungjawab.
“Salah
satu pengembangan tanggungjawab sosial ini tampak melalui kompetensi dan
kepiawaian guru dalam mengelola kelas, membangun tim belajar dalam kelas dan
menciptakan suasana pembelajaran bersama yang saling mendukung proses belajar.
Guru mesti mampu mempercayai anak didik. Mereka memiliki kemampuan lebih untuk
menjadi tutor dari rekan mereka, membuat kelompok belajar dan mendiskusikan
bersma-sama persoalan yang dihadapi. Dengan
demikian, guru bersama dengan para siswa berusaha mengembangkan tanggungjawab
sosial dalam lingkungan akademis disekolah. Sikap terbuka dan dialogis
merupakan syarat mutlak bagi pengembangan rasa tanggungjawab sosial ini”. [9]
Model
Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) dalam materi Aqidah
Akhlak diaharapkan akan mampu menjawab persoalan sosial kemasyarakatan,
sekaligus mencegah perlakuan individu yang bersifat negative yang menimpa manusia
masa kini.
Selanjutnya apa yang dimaksud dengan
pembelajaran kooperatif itu? Yatim Riyanto bahwa; “Pembelajaran kooperatif
adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik
(academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill)
termasuk interpersonal skill”. [10]
Selanjutnya
Abuddin Nata menyebutkan bahwa; “Model pembelajaran cooperative learning adalah
model pembalajaran yang terjadi sebagai akibat dari adanya pendekatan
pembelajaran yang bersifat kelompok”. [11]
Menurut
Kokom Komalasari, yang dikutif dari Slavin (1984) “Pembelajaran kooperatif
adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2
sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktifitas
anggota kelompok, baik secara individual maupun kelompok”. [12]
Model
pembelajaran kooperatif ini akan penulis aplikasikan dalam pembelajaran Akhlak.
Untuk lebih konkritnya langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif adalah berikut ini :
Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif. [13]
Fase
|
Tingkah
Laku Guru
|
Fase
1
Menyampaikan
tujuan dan motivasi siswa
|
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar
|
Fase
2
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
|
Fase
3
Mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok kooperatif
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
|
Fase
4
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
|
Fase
5
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
|
Fase
6
Memberikan
penghargaan
|
Guru mencari
cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok
|
Dalam
pembelajaran kooperatif, sebenarnya tidak hanya langkah-langkah yang
dibicarakan, tetapi ada metode pembantu secara spesipik mengarah kepada
pelaksanaan penyajian materi pelajaran. Namun ada yang menyebutnya dengan
variasi pembelajaran kooperatif. Untuk sekedar pengetahuan metode pembantu
tersebut penulis kemukakan berikut ini : [14]
1. Student Teams Achievement Division
(STAD)
2. Tim Ahli (Jigsaw)
3. Investigasi kelompok (Group
Investigation)
4. Think Pair Share (TPS)
5. Numbered Head Together (NHT)
6. Team Games Tournament (TGT)
Masih
dalam model pembelajaran kooperatif dengan dasar konstruktivism, yaitu;
Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning yang
sering dikenal dengan istilah CTL. CTL merupakan konsep yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. [15]
Selanjutnya
Agus menyebutkan, ada 7 komponen pembelajaran kontekstual yaitu
konstruktivisme, inkuiri, bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modelling), refleksi, dan penilaian autentik.
Atas
dasar itu, saran pokok dalam penyusunan program pembelajaran berbasis
kontekstual adalah sebagai beriku : [16]
- Nyatakan
kegiatan utama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa
yang merupakan gabungan antara kompetensi dasar, materi pokok, dan
indikator pencapaian hasil belajar
- Nyatakan
tujuan umum pembelajarannya
- Rincilah
media untuk mendukung kegiatan itu
- Buatlah
scenario tahap demi tahap kegiatan siswa
- Nyatakan authentic assesment-nya yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
Model
CTL ini penulis aplikasikan dalam materi pembelajaran aqidah. Sebab
untuk sebuah keyakinan dan kesadaran diri, siswa dituntut untuk menyaksikan
data yang nyata dihadapannya. Misalkan dengan dengan adanya pahala berupa
kebaikan dalam hidup yang diperoleh selama ini. Atau dengan bentuk ujian yang
Allah berikan kepada dirinya. Seperti sakit, kekuarangan rizki, kemiskinan, dan
lain-lain.
- Analisis
Dan Kritik
Pembelajaran
Aqidah Akhlaq di tingkat SMK ini penulis akan menyajikan empat hal yang
kiranya perlu dianalisa. Empat hal tersebut antara lain : SK-KD , silabus, RPP
dan materi pelajaran aqidah-akhlak SMK dari kelas X sampai kelas XII.
1.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Aqidah-Akhlak tingkat SMK [17]
Kelas X, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
3.
Keimanan
kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifatNya dalam Asmaul Husna
|
3.1
Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna
3.2
Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna
3.3
Menampilkan perilaku yang
mencerminkan keimanan terhadap 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna
|
4.
Membiasakan
perilaku terpuji
|
4.1 Menyebutkan pengertian
perilaku husnuzhan.
4.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku
husnuzhan terhadap Allah, diri sendiri dan sesama manusia
4.3 Membiasakan perilaku
husnuzhan dalam kehidupan sehari-hari
|
Kelas X, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
8.
Meningkatkan keimanan kepada Malaikat.
|
8.1
Menjelaskan tanda-tanda beriman
kepada Malaikat
8.2
Menampilkan contoh-contoh perilaku
beriman kepada Malaikat
8.3
Menampilkan perilaku sebagai
cerminan beriman kepada Malaikat dalam kehidupan sehari-hari
|
9.
Membiasakan
perilaku terpuji
|
9.1 Menjelaskan pengertian adab
dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu.
9.2 Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu atau menerima tamu.
9.3 Mempraktikkan
adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu
dalam kehidupan sehari-hari
|
10.
Menghindari
perilaku tercela
|
10.1Menjelaskan
pengertian hasud riya dan aniaya.
10.2Menampilkan
contoh-contoh perilaku hasud riya dan aniaya.
10.3Menghindari
perilaku hasud riya dan aniaya dalam
kehidupan sehari-hari
|
Kelas XI, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
3. Meningkatkan
keimanan kepada Rasul-
rasul Allah.
|
3.1 Menjelaskan
tanda-tanda beriman kepada Rasul-rasul Allah
3.2 Menunjukkan
contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah
3.3. Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah dalam
kehidupan sehari-hari
|
9.
Membiasakan
berperilaku terpuji
|
4.1 Menjelaskan
pengertian taubat dan raja`.
4.2 Menampilkan
contoh-contoh perilaku taubat dan raja`.
4.3 Membiasakan
perilaku bertaubat dan raja` dalam
kehidupan sehari hari
|
Kelas XI Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
8. Meningkatkan keimanan kepada Kitab-
kitab Allah.
|
8.1
Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Kitab-kitab
Allah
8.2 Menerapkan
hikmah beriman kepada Kitab-kitab
Allah
|
9.
Membiasakan
perilaku terpuji
|
9.1 Menjelaskan pengertian dan
maksud menghargai karya orang lain.
9.2 Menampilkan
contoh perilaku menghargai karya orang
lain.
9.3 Membiasakan
perilaku menghargai karya orang lain dalam kehidupan sehari-hari
|
10.
Menghindari
perilaku tercela
|
10.1Menjelaskan
pengertian Dosa besar.
10.2Menyebutkan
contoh perbuatan dosa besar.
10.3Menghindari
perbuatan dosa besar dalam kehidupan sehari-hari
|
Kelas XII, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
3. Meningkatkan keimanan kepada hari
akhir.
|
3.1
Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir
3.2 Menerapkan
hikmah beriman kepada Hari Akhir
|
4.
Membiasakan perilaku terpuji
|
4.1 Menjelaskan
pengertian adil, ridha, dan amal shaleh
4.2. Menampilkan
contoh perilaku adil, ridha, dan amal shaleh
4.3 Membiasakan
perilaku adil, ridha, dan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari
|
Kelas XII Semester 2
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
8. Meningkatkan keimanan kepada Qadha’ dan Qadar.
|
8.1
Menjelaskan tanda-tanda keimanan kepada qadha’ dan qadar
8.2 Menerapkan
hikmah beriman kepada qadha’ dan qadar
|
9.
Membiasakan
perilaku terpuji
|
9.1 Menjelaskan pengertian dan
maksud persatuan dan kerukunan.
9.2 Menampilkan
contoh perilaku persatuan dan
kerukunan.
9.3 Membiasakan
perilaku persatuan dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari
|
10.
Menghindari
perilaku tercela
|
10.1 Menjelaskan pengertian isyrof,
tabzir, ghibah, dan fitnah.
10.2 Menjelaskan contoh perilaku isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah.
10.3 Menghindari perilaku isyraf, tabzir, ghibah, dan fitnah dalam kehidupan
sehari-hari
|
Berdasarkan
analisa penulis bahwa materi pembelajaran di SMK dengan yang ada di SMA
tidak jauh berbeda, baik dari kedalaman materi atau dari SK dan KD yang
disediakan dalam kurikulum. Pembahasannya tidak mencerminkan perbedaan yang
mendasar didunia SMA pada umumnya dengan dunia kerja yang diperuntukkan untuk
siswa SMK. Meskipun secara kasar, apa yang dilakukan siswa SMA bisa juga
dilakukan oleh siswa SMK. Begitupun sebaliknya.
SK
dan KD untuk aqidah tetap saja membahas rukun iman yang enam. Sebenarnya
materi ini telah dibahas juga pada tingkat SMP dengan runutan yang sama yaitu
1. Pada semester I pembahasan Iman kepada
Alloh
2. Pada semester II pembahasan Iman kepada
Malaikat Alloh
3. Pada semester III pembahasan Iman kepada
Kitab Alloh
4. Pada semester IV pembahasan Iman kepada
Rasul Alloh
5. Pada semester V pembahasan Iman kepada
Hari Kiamat Alloh
6. Pada semester VI pembahasan Iman kepada
Qodla dan Qadar Alloh
Urutan
rukun iman itu penulis kemukakan sesuai dengan yang tertera dalam al-Qur’an dan
hadits Nabi SAW.
Urutan
dalam al-Qur’an adalah : [18]
z`tB#uä ãAqߧ9$# !$yJÎ/ tAÌRé& Ïmøs9Î) `ÏB ¾ÏmÎn/§ tbqãZÏB÷sßJø9$#ur 4 <@ä. z`tB#uä «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur ¾ÏmÎ7çFä.ur ¾Ï&Î#ßâur w ä-ÌhxÿçR ú÷üt/ 7ymr& `ÏiB ¾Ï&Î#ß 4 (#qä9$s%ur $uZ÷èÏJy $oY÷èsÛr&ur ( y7tR#tøÿäî $oY/u øs9Î)ur çÅÁyJø9$# ÇËÑÎÈ
Rasul
telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan
Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali." (QS. Al-Baqarah : 285)
Urutan
dalam al-Hadits adalah : [19]
كان رسول
الله صلى الله عليه وسلم يوم بارزا للناس فأتاه رجل فقال: يا رسول الله! ما
الإيمان؟ قال "أن تؤمن بالله وملائكته وكتابه ولقائه ورسله وتؤمن بالبعث
الآخر"
Adalah
Rasulullah SAW. ketika suatu hari beliau keluar untuk menemui manusia, maka
datang seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW., laki-laki itu berkata; ya
Rasulullah, apakah iman itu? Rasul berkata: Engkau beriman kepada Allah,
Malaikat-Nya, Kitab-kitabnya, dan bertemu dengan Rasulnya, dan engkau beriman
kepada hari kebangkitan (Hari Akhir) (HR. Muslim)
Sedangkan
dalam SK-KD untuk tingkat SMK urutannya adalah :
- Meningkatkan
keimanan kepada Alloh
- Meningkatkan
keimanan kepada Malaikat semester II
- Meningkatkan
keimanan kepada Rasul-rasul Allah semester III
- Meningkatkan
keimanan kepada Kitab-kitab Alloh semester IV
- Meningkatkan
keimanan kepada Hari Akhir semester V
- Meningkatkan
keimanan kepada Qadla dan qadar Alloh semester VI
Terdapat
penempatan urutan yang kurang tepat dalam materi aqidah, yaitu nomor empat
(meningkatkan keimanan kepada Rasul) ditempatkan pada nomor tiga. Sedangkan
nomor tiga (meningkatkan keimanan kepada kitab Allah) ditempatkan pada nomor
empat. Kalau menurut hadits diatas seharusnya disesuaikan dengan urutan yang
ada dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Sedangkan
SK-KD untuk materi perilaku terpuji ada pengulangan pada semester dua tiap
tingkatan kelas. Jadi pada semester I satu kali dan semester II satu kali.
Untuk perilaku tercela hanya satu kali pada setiap semester II untuk
masing-masing tingkatan kelas. Mungkin perimbangannya adalah lebih mengutamakan
perilaku terpuji ketimbang membahas perilaku tercela.
- Silabus
dan RPP
Secara
prinsip penulis tidak terlalu mempermasalahkan penulisan silabus dan RPP.
Karena menurut pendapat penulis seluruh silabus dan RPP adalah baik asal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dalam pembuatannya. Oleh karenanya penulis
cenderung memberikan contoh dan solusi pembuatan silabus dan RPP yang dianggap
sedikit lebih mendekati aturan yang ditentukan dan disesuaikan dengan model
yang dibuat. Aturan ini juga sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun
2006.
- Solusi
dan Aplikasi Model dalam RPP
Menyangkut
masalah materi, hendaknya ada kerunutan pembahasan yang kontinu antara isi
dengan penjelasan. Pembahasan materi pada tingkat SMK hendaknya diaplikasikan
kedunia kerja. SMK merupakan sekolah kejuruan, yang sejak semester pertama
sudah dipersiapkan kearah dunia kerja. Memang setiap guru yang mengajar pada
SMK sudah barang tentu akan selalu mengidentikan SMK dengan dunika kerja, namun
ada baiknya setiap penulis buku yang digunakan di SMK juga harus membantu
kearah dunia kerja.
Kalau
pembahasan kedalaman materi sama dengan SMA, penulis kira tidak ada yang aneh
dari materi tersebut. Tetapi coba kita lihat tulisan pada buku daras SMK
judulnya jelas “Memahami Pendidikan Agama Islam SMK untuk kelas X, Semester
1 dan 2 Semua bidang keahlian”. Pada buku daras SMA judulnya jelas ““Memahami
Pendidikan Agama Islam SMA untuk kelas X, Semester 1 dan 2”. [20]
Akhirnya pada gilirannya membeli buku untuk pelajaran PAI di SMA sama saja akan
terpakai di SMK. Padahal yang diinginkan adalah bagaimana meramu materi di
dunia SMK yang seluruh siswanya akan terjung langsung kedalam dunia kerja.
Menyangkut solusi dan aplikasi RPP kedalam
model pembelajaran yang dirancang, akan lebih mengacu pada peraturan pemerintah
nomor 41 tahun 2006. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa penulis akan
menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam materi akhlaq. Sedangkan
dalam materi aqidah akan digunakan model pembelajaran konstekstual.
Untuk
lebih jelasnya penulis sajikan RPP yang disesuaikan dengan Permen Nomor 41
tahun 2006, dan model pembelajaran yang dikaji.
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Mata
Pelajaran : PAI
(Pendidikan Agama Islam)
Bidang : Akhlak
Kelas/
Semester : XII /
I
Waktu : 2 x 45
Standar
Kompetensi : 4.Membiasakan
perilaku terpuji
Kompetensi
dasar :4.2 Menampilkan
contoh perilaku adil, rida
dan amal saleh
Indikator :
1. Menampilkan contoh perilaku adil
2. Menampilkan contoh perilaku rida
3. Menampilkan contoh perilaku amal
saleh
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi informasi peserta didik diharapkan:
* Dapat menampilkan berbagai macam
contoh prilaku adil
* Dapat menampilkan berbagai macam
contoh perilaku rida
* Dapat menampilkan berbagai macam
contoh perilaku amal saleh
B. Materi Pokok
Menampilkan
contoh perilaku adil, rida dan amal saleh
1.
Adil
Salah
satu contoh dari prilaku adil yaitu
seorang pengauasa yang adil senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi
dan kedudukannya.
2. Rido
Salah
satu contoh dari prilaku rida yaitu
ketika seseorang divonis
penyakit yang tidak bisa disembuhkan menurut dokter. Tetapi ia menghadapinya dengan penuh keridaan,
dan yakin bahwa Allah
menciptakan suatu penyakit pasti dengan obatnya, hanya saja obatnya itu belum diketahui oleh
karena keterbatasan ilmu manusia.
3. Amal saleh
Dilihat
dari bentuknya contoh amal saleh ada dua macam, yaitu amal batiniah dan amal lahiriah.
a.
Contoh amal
batiniah
-
Beriman, yaitu
meyakini dengan sepenuh hati akan keesaan Allah SWT, para malaikat, kitab-kitab
Allah, hari akhir, serta qada dan qadar.
-
Bersabar, yaitu
kuat dan tenang hati dalam menghadapi segala Cobaan.
-
Berniat, yaitu
mementukan maksud atau tujuan dilakukannya
Suatu perbuatan.
-
Bertawakal, yaitu
berserah diri kepada kehendak Allah SWT.
-
Ikhlas, yaitu
ketulusan hati untuk menerima segala ketetapan Allah SWT.
b.
Contoh amal
lahiriah
- Contoh amaliah lahiriah yang
berupa ucapan:
1. nasihat menasihati yang baik
2. Ucapan yang baik
3.
Membaca al-Qur’an
- Amal lahiriah yang berupa
perbuatan
1. Mendirikan Shalat dan menunaikan Zakat
2.Tolong menolong dalam kebaikan
3.
Berjual beli yang halal
C. Strategi dan Metode Pembelajaran
Model : Cooperatif Learning/Contruktivisme
Strategi : Tipe =JIGSAW
Pendekatan : Ketrampilan proses
Metode : Diskusi – informasi
D. Kegiatan
Pembelajaran
Fase
|
Kegiatan
|
Waktu
|
I
|
TATAP
MUKA
Pendahuluan
Apersepsi:
Pengertian adil, rida , dan amal saleh.
Motivasi :
Buatlah masing-masing contoh dari pengertian adil,
rida, dan amal saleh.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
|
5’
|
II
|
Kegiatan
inti
Eksplorasi
Pembentukan kelompok Heterogen dalam prestasi, gender,
etnis, dan agama.
Setiap anggota kelompok diberi tugas yang berbeda
(nomor berbeda) sesuai kesepakatan dalam kelompok
Setiap anggota kelompok diberi materi yang berbeda
sesuai penugasan dalam kelompoknya.
|
10’
|
III
IV
V
|
Elaborasi
Dalam diskusi kelompok yang dituntun dengan woksheet
Anggota kelompok yang berasal dari kelompok yang berbeda tetapi memiliki no.
yang sama akan berkumpul menjadi lelompok baru (kelompok ahli/ekspert)
Pembentukan kelompok ekspert.
Diskusi dalam kelompok ekspert dengan pembahasan :
Kelompok ekspert 1 :
Contoh perilaku adil.
Kelompok ekspert 2 :
Contoh perilaku rida.
Kelompok ekspert 3 :
Contoh perilaku amal saleh batiniah.
Kelompok ekspert 4 :
Contoh Perilaku amal saleh lahiriah.
Guru berkeliling
memberi bimbingan pada setiap kelompok ahli.
Setelah selesai berdiskusi dalam tim ahli anggota
kelompok kembali pada kelompok asal sambil membawa materi hasil diskusi.
Dalam kelompok kecil/kelompok asal tiap anggota
kelompok menjelaskan materi hasil diskusi dalam tim ahli secara bergantian.
Guru memberikan bimbingan pada tiap kelompok.
Konfirmasi
Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
kecil secara bergantian dengan bimbingan pendidik.
Guru memotivasi setiap anggota kelompok agar mau
berbicara dan berperan aktif.
|
20’
15’
15’
|
|
Penutup
Guru memberikan penguatan-penguatan pada materi yang
dibahas.
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan.
Guru memberikan refleksi
Guru memberikan Kuis.
Penugasan
Terstruktur (PT)
Memberikan tugas membiasakan berperilaku adil, rida,
dan amal saleh dalam kehidupan sehari-hari.
Menunjukan contoh kegiatan adil, rida, amal saleh, yang
suka dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa.
|
25’
|
E. Penilaian Authentic Assessment
Jenis
Penlaian :
·
Penilaian kognitif (terlampir)
·
Penilaian afektif
F. Alat / Bahan / Sumber belajar
·
Al-Qur’an dan
terjemahn
·
A. Wahid Sy., “Memahami Pendidikan
Agama Islam SMK untuk kelas XII, Semester 1 dan 2 Semua bidang keahlian” (Bandung:
Armico. 2007)
·
Khuslan Haudhi
dan Abdurrohim Sa’id, Integrasi budi pekerti dalam pendidikan Agama Islam 3
Untuk kelas XII SMA, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.2007)
Lembar
kerja siswa
Menampilkan
contoh perilaku adil, rida, dan amal saleh
Mata
pelaajaran : PAI
Kelas/semester
: XII/I
Waktu :
2 X 45 menit
Petunjuk Belajar :
a)
Baca secara
cermat sebelum anda mengerjakan tugas
b)
Bekerja secara
kelompok
berkumpullah anda sesuai
dengan nomor pada kelompok untuk
membahas materi 1,2, 3,
dan 4.
Kelompok
ekspert 1 : Contoh perilaku adil.
Kelompok ekspert 2 :
Contoh perilaku rida.
Kelompok
ekspert 3 : Contoh perilaku amal saleh batiniah
Kelompok
ekspert 4 : Contoh perilaku amal saleh lahiriah
c)
Setelah selesai diskusi pada tim
ekspert kembali pada kelompok asal untuk mendiskusikan materi dalam tim ekspert
d)
Konsultasikan pada Guru bila anda
mengalami kesulitan
e)
Bacalah buku dan literatur sebanyak-banyaknya untuk
memperdalam pemahaman siswa
Kompetensi Dasar yang akan dicapai:
4.2. Menampilkan perilaku adil, rida, dan
amal saleh.
Informasi
Contoh amal saleh ada dua
macam yaitu amal batiniah dan amal Lahiriah
Langkah kerja
Pembelajaran
bisa dilakukan/dikerjakan di dalam kelas atau perpustakaan.
- Tim ekspert 1
Pelajari
dan telaah mengenai berbagai contoh perilaku adil kemudian jawab pertanyaan
berikut:
- prilaku yang
bagai mana yang mencerminkan contoh perilaku adil?
- Buatlah
beberapa contoh prilaku tersebut!
- Tim ekspert 2
Pelajari dan telaah
mengenai berbagai contoh perilaku rida kemudian
jawab pertanyaan berikut:
- Perilaku
yang bagai mana yang mencerminkan contoh perilaku rida?
- Buatlah
beberapa contoh perilaku tersebut?
- Tim ekspert 3
Pelajari dan telaah
mengenai berbagai macam contoh perilaku amal saleh batiniah kemudian jawab
pertanyaan berikut:
- Perilaku
yang bagai mana yang mencerminkan contoh perilaku amal saleh batiniah?
- Butlah
beberapa contoh perilaku tersebut!
- Tim ekspert 4
Pelajari dan telaah
mengenai berbagai macam contoh perilaku amal saleh lahiriah kemudian jawab
pertanyaan berikut
- Perilaku
yang bagai mana yang mencerminkan contoh perilaku amal saleh lahiriah?
- Butlah
beberapa contoh perilaku tersebut!
Langkah kerja
-
Bekerjalah dalam
tim ekspert sesuai dengan nomornya
- Diskusikan materi yang dipelajari dalam kelompok ekspert
dan jawab pertanyaan yang diberikan
- Kembali ke kelompok asal sambil
membawa/mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok ekspert
- Kerjakan soal yang disediakan dalam kelompok
- Diskusikan dalam kelompok secara keseluruhan
- Kumpulkan hasil jawaban
Soal kuis
- Seorang hakim memutuskan putusan bukan berdasarkan
keputusan yang benar akan tetapi berat sebelah dikarnakan adanya uang pelicin.
sikap tersebut bertentangan dengan akhlak terpuji apa?
- Ketika ditimpa musibah sebagai seorang muslim kita harus bersikap
bagaimana?
- Dilihat dari
bentuknya, Ada berapa macam amal saleh itu?
PENILAIAN/AUTENTIC ASESSMENT
A. Kognitif
No
|
Nama
|
No Soal
|
Skor
|
Ket
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ket : Aspek yang dinilai
Skor
1. Siswa dapat memberikan contoh
perilaku adil : 25
2. Siswa dapat memberikan contoh
perilaku rida : 25
3. Siswa dapat memberikan contoh
perilaku amal
Saleh batiniah
: 25
4. Siswa dapat memberikan contoh
perilaku amal
Saleh lahiriah : 25
Jumlah :100
B. Afektif
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Afektif yang dinilai
|
Jumlah
|
||||
Kerja-sama
|
Membaca
referensi
|
Menghargai pendapat org lain
|
Semangat/ motivasi
|
Minat
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui Bandung, Januari 2010
Kepala
Sekolah Guru
Mata Pelajaran PAI
Asep Gema Nurohmat, SH., MM Drs. S
A L I
M I
NIP. 19640616 200701 1 004 NIP. 19660517
200501 1 001
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nomor :
03
Status
sekolah/Satuan pendidikan : SMK Karya
Budi
Bidang :
Akidah
Mata
Pelajaran :
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester : XII/I
Pertemuan
ke :
5
Alokasi
Waktu :
2×45 menit (1×pertemuan)
Standar
Kompetensi : 3. Meningkatkan keimanan kepada hari akhir
Kompetensi
Dasar : 3.1 Menampilkan perilaku yang
mencerminkan keimanan
kepada
hari akhir
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian iman kepada hari akhir
2. Menjelaskan perbedaan antara
kiamat sugra dan
kiamat kubra
3. Menjelaskan hari kiamat
menurut teori alam
4. Menjelaskan fase-fase
kehidupan setelah hari
kiamat
5. Menjelaskan tentang surga dan
neraka
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui
pembelajaran langsung dengan pengamatan kepada visualisasi slide diharapkan
siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian iman kepada hari akhir
- Menjelaskan perbedaan antara kiamat sugra dan kiamat
kubra
- Menjelaskan hari kiamat menurut teori alam
- Menjelaskan fase-fase kehidupan setelah hari kiamat
II. Materi Pembelajaran
- Pengertian
Hari Akhir
Iman
Kepada Hari Akhir: mempercayai bahwa seluruh alam semesta ini dan segala isinya
pada suatu saat nanti akan mengalami kehancuran dan mengakui bahwa setelah
kehidupan di dunia ini ada kehidupan yang kekal abadi.
Hari
Akhir disebut juga dengan Hari Kiamat.
o
Kiamat terbagi dua; kiamat sugra
dan kiamat kubra.
o
Kiamat sugra adalah kiamat kecil,
yaitu berakhirnya kehidupan masing-
masing makhluk.
o
Kiamat kubra adalah kiamat besar,
yaitu musnahnya alam semseta serta segala isinya secara serempak atau
berakhirnya seluruh kehidupan mahkluk alam ini secara serempak.
- Tanda-Tanda Kiamat
Tanda-tanda
Hari Kiamat diterangkan dalam hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ibnu
Abi Syaibah, al-Bukhari, Muslim, al-Tirmidzi sbb:
No.
|
Tanda-Tanda Kecil
|
No.
|
Tanda-Tanda Besar
|
1.
|
Budak dikawini oleh tuannya
|
1.
|
Matahari terbut dari barat
|
2.
|
Ilmu agama dianggap sudah tidak penting
|
2.
|
Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara
|
3.
|
Tersebarnya perzinahan krn memperoleh izin dari
penguasa
|
3.
|
Rusaknya Ka’bah
|
4.
|
Minuman keras merajalela
|
4.
|
Lenyapnya al-Qur’an
|
5.
|
Jumlah wanita lebih banyak daripada laki-laki
(50:1)
|
5.
|
Seluruh manusia menjadi kafir
|
6.
|
Ada dua golongan besar yang saling membunuh,
tetapi sama mengaku dirinya memperjuangkan agama Islam
|
6.
|
Keluarnya bangsa Ya’juz Ma’juz. Ya’juz Ma’juz
adalah kaum yang gemar membuat kerusakan di muka bumi. Menurut Hamka, YM
adalah segala gerak yang telah dan hendak merusak dunia ini, dan bisa
ditafsirkan sebagai pikiran jahat, maksud buruk, dan ideologi yang
menyesatkan yang dianut oleh sebagian manusia.
|
7.
|
Lahirnya dajjal (tukang dusta)
|
||
8.
|
Banyak terjadi gempa bumi
|
||
9.
|
Fitnah muncul di mana-mana
|
||
10.
|
Pembunuhan merajalela
|
||
11.
|
Banyak manusia yang menginginkan dirinya mati
|
- Kiamat menurut Teori Ala
1) Menurut
Ilmu Geologi; bumi ini terdiri dari semacam gas panas (nebula) yang karakternya
berkembang dan mendesak keluar. Suatu saat tekanan itu akan lebih kuat sehingga
terjadi gempa dan letusan gunung. Jika tekanan atmosfir dari luar makin kuat
maka bumi akan hancur dan isinya berhamburan.
2) Menurut
Ilmu Astronomi; planet-planet beredar di angkasa mengelilingi matahari.
Peredaran itu tidak berbenturan satu sama lain karena adanya daya tarik menarik
yang seimbang. Daya tersebut tidak selamnya seimbang, daya itu makin lama makin
habis. Seandainya tidak ada keseimbangan lagi,bumi akan meluncur dengan
kekuatan yang dahsyat menumbruk matahari. Hancurlah bumi itu.
3) Menurut
Ilmu Fisika; matahari diperkirakan 150 x 106 KM jauhnya dari bumi.
Sinar matahari akan sampai ke bumi dalam waktu 8 menit 20 detik. Para ahli
fisika menghitung energi matahari yang dipancarkan = 5,7 x 1027
kalori per menit dan mampu menyala selama 50 milyar tahun. Waktu menyala
matahari juga terbatas, dan pada suatu hari nanti matahari tidak akan bersinar
lagi.
- Kehidupan Setelah Hari
Kiamat
1.
Yaumu al-Ba’ats (hari Kebangkitan
dari Kubur), yaitu bangkitnya seluruh manusia dari kuburnya
2.
Yaumu al-Hasyr (harti
Berkumpulnya Manusia), manusia digiring ke suatu tempat lapang yang bernama
Mahsyar.
3.
Yaumu al-Hisab (hari Perhitungan)
dan Yaumu al-Mizan (hari Penimbangan); setelah manusia berkumpul di padang
Mahsyar, manusia akan dihisab, dihitung, dan ditimbang amal perbuatannya.
4.
Yaumu al-Jaza’ atau Yaumu al-Fashl;
setelah dihisab, manusia diberi balasan atas amalnya dan diputuskan.
5.
Surga dan neraka; setelah
mendapat Keputusan dari Allah di mana tempat mereka selanjutnya, manusia segera
dibawa ke surga atau neraka.
- Fungsi Iman Kepada Harti
Akhir
1.
Mendorong untuk beramal shaleh
2.
Harapan mendapatkan keadilan
hakiki akan menjadi kenyataan
3.
Pandangan hidup menjadi optimis
4.
Bertindak dengan penuh tangggung
jawab.
III. Strategi dan Metode Pembelajaran
Model :
Contekstual
Teaching Learning
Strategi : Visualisasi slide
Pendekatan :
Ketrampilan tindakan, sikap, dan resitasi
Metode :
Diskusi – informasi
IV. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-Langkah:
1.
Kegiatan Pendahuluan (±10 menit)
a.
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar, kesiapan diri, kerapian
pakaian, tataletak kursi dan alat-alat tulis
b.
Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan berdoa bersama.
c.
Mengontrol kehadiran siswa dengan menanyakan yang tidak hadir
dengan alasannya
d.
Mengkondisikan siswa untuk
belajar dengan pendekatan individual ketika menerapkan pembelajaran kontekstual
e.
Melakukan appersepsi; Bagaimana
keadaan kalian setelah meyakini etos kerja berdasaarkan QS. Al-Mujadilah : 11
didunia ini untuk membekali diri di akhirat kelak?
f.
Memancing pikiran siswa tentang
tujuan hidup didunia dan keyakinan diri akan adanya hari kiamat sesuai
indikator pencapaian
g.
Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan
kompetensi dasarnya.
h.
Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
- Kegiatan
Inti (±70 menit)
a) Guru memberikan informasi, bahwa hari ini
akan melaksanakan diskusi kelompok seputar materi meningkatkan keimanan kepada
hari akhir (pengertian
iman kepada hari akhir, perbedaan antara kiamat sugra dan kubra, hari kiamat
menurut teori, fase kehidupan setelah hari kiamat)
b) Guru memberikan arahan cara-cara membentuk kelompok diskusi;
terdiri dari 4-5 orang, dipilih secara acak (heterogen), duduk dalam meja
kelompok masing-masing
c) Guru menyodorkan materi pada masing-masing kelompok untuk
didiskusikan dari mulai (bagaimana orang yang tidak yakin akan kiamat?, dan bagaimana
kalau kiamat itu benar-benar ada?)
d) Masing-masing kelompok melaksanakan
diskusinya seputar hari akhir dengan bimbingan guru
e)
Guru mempasilitasi kelompok yang mendpat kesulitan dalam diskusi
f)
Guru memeriksa hasil diskusi kelompok siswa
g)
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan
durasi waktu 5 menit, yang kemudian dinilai dan dievaluasi oleh guru secara
kelompok
h) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dalam diskusi,
dengan mengapresiakannya melalui aplous (tepuk tangan) dan penilaian kulitatif
terbaik
3. Kegiatan Akhir (± 10
menit)
a. Guru menyimpulkan materi pembelajran dari
hasil diskusi siswa
b. Mengadakan post tes untuk menilai
keberhasilan belajar dalam diskusi siswa
c. Guru menutup pelajaran dengan membaca doa,
hamdallah, dan mengucapkan salam.
V. Penilaian
a. Tes tulis
dilakukan dengan menggunakan latihan pada buku Integrasi Budi Pekerti dalam
Pendidikan Agama Islam 3 halaman 34–36. (soal terlampir)
b. Tes Sikap
No.
|
Indikator ke
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
1.
|
1
dari KD
1
|
Orang yang tidak mempercayai akan adanya hari
akhir biasanya tidak takut berbuat dosa, seolah-olah dunia tidak akan
berakhir.
|
|
|
|
|
2.
|
2
dari KD
1
|
Kiamat sugra adalah kiamat besar seperti kematian
dan kiamat kubra adalah kiamat kecil seperti hancurnya bumi ini.
|
|
|
|
|
3.
|
3
dari KD
1
|
Tanda-tanda kiamat telah muncul saat ini, seperti
adanya tsunami dan gempa bumi
|
|
|
|
|
4.
|
4
dari KD
1
|
Setelah mati manusia akan dibangkitkan kembali
untuk menjalani kehidupan berikutnya.
|
|
|
|
|
5.
|
5
dari KD
1
|
Orang yang tidak suka beribadah kepada Allah dan
dzalim terhadap diri dan orang lain adalah orang yang tidak percaya akan
adanya hari pembalasan, surga, dan neraka
|
|
|
|
|
6.
|
1
dari KD
2
|
Seorang yang beriman kepada hari akhir senantiasa
menjadi pendorong bagi mukmin yang lain untuk mengerjakan perbuatan baik dan
menjauhi larangan-larangan Allah SWT.
|
|
|
|
|
7.
|
2
dari KD
2
|
Tanda-tanda orang yang beriman kepada hari akhir
adalah orang yang suka berzina dan mabuk-mabukan.
|
|
|
|
|
8.
|
3
dari KD
2
|
Orang yang percaya/beriman pada hari akhir akan
hati-hati dalam bertindak.
|
|
|
|
|
Keterangan:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
c. Teknik
Penilaian/Penskoran
1)
Untuk penilaian tes sikap; Soal
no.1 sampai no.8 diberi skor 5, maka 5×8=40
2)
Untuk penilaian soal latihan yang
terdapat dalam buku Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam 3
hal :34-36 dengan ketentuan: Soal no.1 sampai 20 diberi skor 3, maka
3×20=60
3)
Maka skor keseluruhan untuk tes skala
sikap dan tes tulis skor maksimalnya adalah =100
|
VI. Sumber/Bahan/Alat
1.
Al-Qur’an dan terjemahnya
2. Buku Integrasi
Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam 3 milik pemerintah
kabupaten Bandung , terbitan Tiga Serangkai tahun 2007
3. Buku
akidah akhlak
4. Ensiklopedi
Islam
5. laptop,
infokus, video dan slide untuk visualisasi
6. lembaran
tes sikap
VII. Evaluasi dan
perbaikan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Catatan:
(Kepala Sekolah/Pengawas/Observer)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Mengetahui Bandung, 17
Agustus 2010
Kepala
Sekolah Guru Mata Pelajaran PAI
Asep Gema Nurohmat, SH., MM Drs. S
A L I
M I
NIP. 19640616
200701 1 004 NIP.
19660517 200501 1 001
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa guru harus mampu membuat desain
pembelajaran dengan baik sesuai dengan kebutuhan siswa. Tidak semua materi yang
disajikan dapat cocok dengan seluruh desin pembalajaran. Materi pembelajaran aqidah
akhlaq hendaknya diberikan bukan sekedar pengetahuan belaka, tetapi harus lebih
menitik beratkan kepada aplikasi dalam kehidupan nyata. Salah satu model yang
dapat menyajikan pembelajaran aqidah akhlaq dengan terurai adalah Model
Pembelajaran Kooperatif dan model pembelajaran Contextual Learning and
Teaching (CTL). Pada penyajiannya siswa dituntut untuk mengkaji secara
mendalam tentang manfaat aqidah akhlaq dan bahaya akibat ketidak
yakinannya serta dekadensi moral yang keluar dari koridoe akhlak al-karimah.
Kemudian materi yang dibahas akan terasa lebih baik dari segi kemajuannya
ketimbang model pembelajaran konvensional atau tradisional.
B. Saran
Perlu pembahasan yang lebih jelas
dan luas dari model pembelajaran kooperatif dan Contextual Learning and
Teaching (CTL). Praktek dilapangan sangat dianjurkan untuk mengetahui data
outentik tentang keberhasilan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif dan
CTL, baik dari segi nilai akademik (prestasi siswa) maupun dari kecakapan hidup
(life skill). Setiap guru hendaknya membuat model pembelajaran yang
baik. Namun bukan hanya model yang baik saja, tetapi sangat dibutuhkan kepiawaian dalam menyajikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abuzar,
Afrizal. 2006. Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA-SMK Depdiknas:
Dirjendikdasmen.
Al-Qur’an
dan terjemahnya pada Qur’an Inn-World
Haludhi,
Khuslan. dan abdurrohim Sa’id, 2007. Memahami Pendidikan Agama Islam SMA
untuk kelas X, Semester 1 dan 2, Bandung:
Armico.
Koesoema
A, Doni. 2009. Pendidik Karakter di Zaman Kabalinger Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Komalasari,
Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan aplikasi. Bandung: Refika
Aditama.
Muslim,
Al-Imam. Shahih Muslim, Kumpulan hadits Shahih, Syarah Al-Minhaj
Al-Nawawi
Nata,
Abuddin. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Riyanto,
Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Silabus
Pendidikan Agama Islam untuk SMA dan SMK KTSP tahun 2006
Suprijono,
Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Tafsir,
Ahmad. Pada Perkuliahan Filsafat Pendidikan Islami, Sabtu, 20 Maret 2010
dan Sabtu, 27 Maret 2010di kelas PAI – K – B, program Pascasarjana Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, tahun akademik 2009-2010
Trianto,
2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahid
Sy, A.2007. Memahami Pendidikan Agama Islam SMK untuk kelas X, Semester 1
dan 2 Semua bidang keahlian, Bandung: Armico.
Yusuf
LN., Syamsu. 2003. Psikologi Belajar Agama (Persepektif Pendidikan Agama
Islam). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
[1] Ahmad Tafsir, Pada Perkuliahan Filsafat Pendidikan Islami, Sabtu,
20 Maret 2010 di kelas PAI – K – B, program Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, tahun akademik 2009-2010
[2] Ahmad Tafsir, Pada Perkuliahan Filsafat Pendidikan Islami,
Sabtu, 27 Maret 2010 di kelas PAI – K – B, program Pascasarjana Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, tahun akademik 2009-2010
[3] Afrizal
Abuzar, Silabus Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA-SMK (Depdiknas:
Dirjendikdasmen. 2006), 53
[4] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Belajar Agama (Persepektif Pendidikan
Agama Islam) (Bandung: Pustaka Bani Quraisy. 2003), 3
[5] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Belajar Agama, 3
[6] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Belajar Agama, 4
[7] Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi
Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009) ed.1 cet.1, 269
[8] Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009) cet. Ke 1, 198
[9] Doni Koesoema A, Pendidik Karakter di Zaman Kabalinger
(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 2009), 159
[10] Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, 271
[11] Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, 257
[12] Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan aplikasi
(Bandung: Refika Aditama. 2010) cet. Ke 1, 62
[13] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010) cet. Ke 3, 66 – 67. Fase ini dapat
dibaca juga pada buku Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan
Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010) cet. Ke III, 65
[14] Variasi metode pembelajaran kooperaif ini dapat dibaca secara lengkap
pada: (Kokom Komalasari, 2010. Hlm. 62-69), (Trianto, 2010. Hlm. 67-83), (Agus
Suprijono, 2009. Hlm. 89-101),
[15] Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010) cet. Ke III, 79-80
[16] Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, 179-180
[18] Al-Qur’an dan terjemahnya pada Qur’an Inn-World, QS.
Al-Baqarah : 285
[19] Al-Imam Muslim, Shahih Muslim, Kumpulan hadits Shahih,
Syarah Al-Minhaj Al-Nawawi, hadits ke 5
[20] A. Wahid Sy, “Memahami Pendidikan Agama Islam SMK
untuk kelas X, Semester 1 dan 2 Semua bidang keahlian”
(Bandung: Armico. 2007) hal judul. Dan “Memahami Pendidikan Agama Islam SMA
untuk kelas X, Semester 1 dan 2” (Bandung: Armico. 2007) hal. Judul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar